MAKALAH
LANDASAN DAN
ASAS PENDIDIKAN
Sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengantar
Pendidikan yang diampu oleh
Prof.Dr. H.Juhri AM, M.Pd.
Disusun oleh :
RONA HEGARNA NPM : 15330016
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
Kata Pengantar
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengantar
Pendidikan yang diampu oleh Prof.Dr. H.Juhri AM, M.Pd.
Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Metro, September 2015
Penyusun
Daftar Isi
Halaman
KATA PENGANTAR
......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................... ...........................
A. Latar
Belakang ..........................................................................................................
B. Tujuan
Penulisan.......................................................................... ...........................
C.
Sistematika Makalah.................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN .........................................................................................
1. Pengetian Landasan dan Asas
Pendidikan........................................................
2. Macam-macam Landasan Pendidikan..................................................................
2.1 Landasan
Filosofis............................................................................................
2.2
Landasan Sosial Budaya.................................................................................
2.3 Landasan
Psikologis........................................................................................
2.4
Landasan Histories...........................................................................................
2.5 Landasan
Ekonomis.........................................................................................
3. Asas Pokok Pendidikan...........................................................................................
3.1 Macam-macam
Asas Pendidikan...................................................................
3.2 Penerapan
Asas-Asas Pendidikan...........................................................
BAB III TANGGAPAN.....................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu
bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah landasan dan
asas-asas tertentu.Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan
merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa
tertentu. Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan
filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam
menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan
mendorong pendidikan itu menjemput masa depan. Kajian berbagai landasan landasan
pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan
wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas pendidikan
yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang lebih besar dalam
merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan.
Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai
landasan dan asas pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan
penerapannya. Landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis,
sosiologis, cultural, psikologis, dan iptek. Sedangkan asas-asas pendidikan
yang akan dikaji adalah Asas tut wuri handayani, asas belajar sepanjang hidup,
dan asas kemandirian dalam belajar.
B. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui pengertian dari landasan pendidikan
- Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan
- Untuk mengetahui pengertian dari asas-asas Pendidikan
- Untuk mengetahui macam-macam asas-asas pendidikan
B. SISTEMATIKA MAKALAH
Kata pengantar
Daftar isi
Bab i pendahuluan
Latar belakang
Tujuan penulisan
Sistematika makalah
Bab
ii pembahasan
Pengetian landasan dan asas
pendidikan
Macam-macam landasan
pendidikan
Landasan filosofis
Landasan sosial budaya
Landasan psikologis
Landasan histories
Landasan ekonomis
Asas pokok pendidikan
Macam-macam asas pendidikan
Penerapan asas-asas pendidikan
Bab iii tanggapan
Bab iv kesimpulan
Daftar pustaka
BAB II
PENDAHULUAN
1. Pengetian Landasan dan Asas Pendidikan
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar
atau alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau
dasar pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini dapat bersifat material
(contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh:
landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual identik dengan asumsi,
adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma,
postulat dan premis tersembunyi.
Asas pendidikan adalah sesuatu kebenaran yang menjadi
dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan.
Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau
sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang
untuk mencapai tujuan pedidikan.Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan dapat
berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro), dan dapat berupa kegiatan
pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan).Studi pendidikanadalah
kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memahami pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan
dan asas pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau
titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan.
2. Macam-macam Landasan pendidikan
2.1 Landasan
Filosofis.
Landasan Filosofis merupakan landasan yang berkaitan
dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah
pokok seperti: Apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa
yang seharusnya menjadi tujuannya, dan sebagainya.
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan
atau bersifat filsafat (falsafat, falsafah). Kata filsafat (philosophy)
bersumber dari bahasaYunani, philein berarti mencintai, dan sophos
atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah
sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan
konsepsi-kosnsepsi mengenai kehidupan dan dunia. Konsepsi-konsepsi silosofis
tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua
faktor, yaitu:
o Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan
o Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran.
Tinjauan filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan, berarti berpikir
bebas serta merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu.
Penggunaan istilah filsafat dapat dalam dua pendekatan, yakni:
- Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah, yang dapat dilakukan oleh setiap orang serta sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuannya itu.
- Filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang mencakup logika, epistemology (tentang benar dan salah), etika (tentang baik dan buruk), estetika (tentang indah dan jelek), metafisika (tentang hakikat yang “ada”, termasuk akal itu sendiri), serta social dan politik (filsafat pemerintahan).
Kajian-kajian yang dilakukan oleh berbagai cabang
filsafat (logika, epistemology, etika, dan estetika, metafisika dan lain-lain)
akan besar pengaruhnya terhadap pendidikan, karena prinsip-prinsip dan
kebenaran-kebenaran hasil kajian tersebut pada umumnya diterapkan dalam bidang
pendidikan. Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan
hasil kajian antara lain tentang:
1. Keberadaan
dan kedudukan manusia sebagai mahluk didunia ini, seperti yang disimpulkan sebagai
zoon politicon, homo sapiens, animal educandum, dan sebagainya.
2. Masyarakat
dan kebudayaannya.
3. Keterbatasan
manusia sebagai mahluk hidup yang banyak menghadapi tantangan; dan
4. Perlunya
landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat pendidikan
(Wayan Ardhana, 1986: Modul1/9).
Hasil-hasil kajian filsafat tersebut, utamnya tentang
konsepsi manusia dan dunianya, sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan.
Beberapa aliran filsafat yaitu sebagai berikut:
1. Naturalisme
2. Idealisme
3. Pragmatisme
Naturalisme merupakan aliran filsafat yang menganggap segala
kenyataan yang bisa ditangkap oleh panca indera sebagai kebenaran yang
sebenarnya. Aliran ini biasa pula diberi nama yang berbeda sesuai dengan
variasi penekanan konsepsinya tentang manusia dan dunianya.
Idealisme menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide sebagai
gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau
refleksi dari ide sebagai kebenaran bersifat spiritual atau mental. Ide sebagai
gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenaran atau nilai sejati yang absolute dan
abadi.
Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa
segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan praktis; dengan kata
lain, paham ini menyatakan yang berfaedah itu harus benar, atau ukuran
kebenaran didasarkan pda kemanfaatan dari sesuatu itu harus benar.
Selanjutnya perlu dikemukakan secara ringkas empat mazhab filsafat
pendidikan yang besar pengaruhnya dalam pemikiran dan penyelenggaraan
pendidikan. Keempat mazhab filsafat pendidikan itu (Redja Mudyahardjo, et. Al.,
1992: 144-150; Wayan Ardhana, 1986 :14-18) adalah:
1. Esensialisme.
Esensialisme merupakan mazhab filsafat pendidikan yang
menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis. Berdasarkan
eklektisisme tersebut tersebut maka esensialisme tersebut menitikberatkan
penerapan prinsip idealisme atau realisme dengan tidak meleburkan
prinsip-prinsipnya. Filsafat idealisme memberikan dasara tinjauan yang
realistic. Matematika yang sangat diutmakan idealisme, juga penting artinya
bagi filsafat realism, karena matematika adalah alat menghitung penjumlahan
dari apa-apa yang riil, materiil dan nyata
Menurut Mazhab ensesialisme, yang termasuk the liberalarts, yaitu:
1). Penguasaan bahasa termasuk rerorika
2). Gramatika
3). Kesusateraan
4). Filsafat
5). Ilmu kealaman
6). Matematika
7). Sejarah
8). Seni keindahan (fine arts)
2. Perenialisme
Ada persama antara perenialisme dan esensialisme, yakni keduanya membela
kurikulum tradisional yang berpusat pada mata pelajaran yang poko-pokok (subject
centered). Perbedaannya ialah perenialisme menekankan keabadian teori
kehikamatan, yaitu:
1). Pengetahuan yang benar (truth)
2). Keindahan (beauty)
3). Kecintaan kepada kebaikan (goodness)
Oleh karena itu dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi
yang konstan atau perennial. Prinsip pendidikan antaralain:
1). Konsep pendidikan itu bersifat
abadi, karena hakikat manusia tak pernah berubah.
2). Inti pendidikan haruslah mengembangkan
kekhususan mahluk manusia yang unik, yaitu kemampuan berpikir.
3). Tujuan belajar ialah mengenal kebenaran
abadi dan universal.
4). Pendidikan merupakan persiapan bagi
kehidupan sebenarnya.
5). Kebenaran abadi itu diajarkan melalui
pelajaran-pelajaran dasar (basic subjects)
3. Pragmatisme
dan Progresivisme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai
kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme
yang menentang pendidikan tradisional.
Progresivisme yaitu perubahan untuk maju. Manusia akan mengalami
perkembangan apabila berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya berdasarkan
pemikiran. Progresivisme atau gerakan pendidikan progresif mengembangkan teori
pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa prinsip, antara lain sebagai
berikut:
1). Anak harus bebas untuk dapat berkembang
secara wajar
2). Pengalaman langsung merupakan cara
terbaik untuk merangsang minat belajar.
3). Guru harus menjadi seorang peneliti dan
pembimbing kegiatan belajar.
4). Sekolah progresif harus merupakan sebuah
laboratorium untuk melakukan reformasi pedagogis dan ekperimentasi.
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionalisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir
progresif dalam pendidikan. Individu tidak hanya belajar tentang
pengalaman-pengalaman-pengalaman kemasyarakatan masa kini disekolah, tapi
haruslah memelopori masyarakat kearah masyarakatbaru yang diinginkan. Dan dalam
pengertian lain. Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang
menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
2.2 Landasan Sosial Budaya
Manusia
yang hidup berkelompok, sesuatu yang terjadi dengan yang lain sama halnya
hewan,tetapi pengelompokan pada manusia lebih rumit dari pada hewan. P ada
wayan Ardhan hidup berkelompok pada hewan memiliki ciri:
- Pembagian pada anggotanya
- Ketergantungan pada anggota
- Ada kerjasama anggota
- Komunikasi antar anggota
- Dan adanya diskrimunasi antara individu satu denan yang lain dalam kelompok
Sosial mengacu kepada hubungan antar individu,
antarmasyarakat, dan individu secara alami, artinya aspek itu telah ada sejak
manusia dilahirkan.Sama halnya dengan sosial, aspek budaya inipun sangat
berperan dalam proses pendidikan. Malah dapat dikatakan tidak ada pendidikan
yang tidak dimasuki unsur budaya. Materi yang dipelajari anak-anak adalah
budaya, cara belajar mereka adalah budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka
dan bentuk-bentuk yang dikerjakan juga budaya. Sosiologi dan Pendidikan
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam
kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Proses sosial dimulai dari interaksi
sosial dan dalam proses sosial itu selalu terjadi interaksi sosial. Interaksi
dan proses sosial didasari oleh faktor-faktor berikut :
·
Imitasi
·
Sugesti
·
Identifikasi
·
Simpati
Kebudayaan dan Pendidikan Kebudayaan menurut Taylor
adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni,
hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
diperoleh orang sebagai anggota masyarakat (Imran Manan, 1989) Hassan (1983)
misalnya mengatakan kebudayaan berisi :
(1) norma-norma
(2) folkways yang mencakup kebiasaan, adat, dan tradisi
(3) mores
Sementara itu Imran Manan (1989) menunjukkan lima
komponen kebudayaan sebagai berikut :
1. Gagasan
2. Ideologi
3. Norma
4. Teknologi
5. Benda
Agar menjadi lengkap, perlu ditambah beberapa komponen lagi yaitu :
1. Kesenian
2. Ilmu
3.
Kepandaian
Kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Kebudayaan umum, misalnya kebudayaan Indonesia
2. Kebudayaan daerah, misalnya kebudayaan Jawa, Bali, Sunda, Nusa Tenggara
Timur dan sebagainya
3.
Kebudayaan popular, suatu kebudayaan yang masa berlakunya rata-rata lebih
pendek daripada kedua macam kebudayaan terdahulu.Sosiologi pendidikan merupakan
analisi ilmiah tentang proses sosial danpola-pola interaksi sosial di dalam
sistem pendidikan.
Kebudayaan nasional sebagai
landasan sisitem pendidikan nasional seperti yang di kemukakakan sisdiknas, yaitu
pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia, dimana
kehidupan masyarakat indonesia yang majemuk dan akan kaya
kebudayaannya dan keberadaan semua itu semakin kukuh. Oleh karena itu, kebudayaan
nasional haruslah dipandang dalam latar perkembangan yang dinamis, seiring
dengan semakin kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan
asas Bhinneka Tunggal Ika.
2.3 Landasan Psikologis
Pemahaman peserta didik utamanya yang berkaitan
dengan aspek kejiwaan, merupakan faktor keberhasilan untuk pendididkan. Dalam
maksud itu, Psikologi menyediakan sejumlah informasi/kebutuhan tentang
kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan
dengan aspek pribadi.
Seperti
di kemukakakn teori A.maslow kategori kebutuhan menjadi enam kategori meliputi:
- Kebutuhan fisiologis: kebutuhan memmpertahankan hidup (makan, tidur, istrahat dan sebagainya)
- Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus nenerus merasa aman dan bebasdari ketakutan
- Kebutuhan akan cinta dan pengakuan:kebutuhan rasa kasih sayang dalam kelompok
- Kebutuhan akan alkuturasi diri:kebutuhan akan potensi potensi yang di miliki
- Kebutuhan untuk mengetahui dan di pahami:kebutuhan akan berkaitan dengan penguasaan iptek
Perkembangan manusia berlangsung sejak konsepsi
(pertemuan ovum dan sperma) sampai saat kematian, sebagai perubahan maju
(progresif) ataupun kadang-kadang kemunduran (regresif).
Salah satu aspek dari pengembangan manusia seutuhnya
adalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat
diwujudkan kepribadian yang mantap dan mandiri. Meskipun terdapat variasi
pendapat, namun dapat dikemukakan beberapa prinsip umum kepribadian. Disebut
sebagai prinsip prinsip umum karena:
- Prinsip tersebut yang dikemukakan dengan variasi tertentu dalam berbagai teori kepribadian.
- Prinsip itu akan tampak bervariasi pada kepribadian manusia tertentu (sebab: kepribadian itu unik)
Terdapat
dua hal kepribadian yang penting di tinjau dari konteks perkembangan kepribadian,
yakni:
- Terintegrasinya seluruh komponen ke dalam struktur yang teroganisir secara sistematik.
- Terjadi tingkah laku yang konsisiten dalam menghadapi lingkungan.
2.4 Landasan Histories
Sejarah adalah keadaan masa lampau dengan segala macam
kejadian atau kegiatan yang dapat didasari oleh konsep – konsep tertentu.
Sejarah pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia sudah ada sebelum
Negara Indonesia berdiri. Sebab itu sejarah pendidikan di Indonesia juga cukup
panjang. Pendidikan itu telah ada sejak zaman kuno, kemudian diteruskan dengan
zaman pengaruh agama Hindu dan Budha, zaman pengaruh agama Islam, pendidikan
pada zaman kemerdekaan. Pada waktu bangsa Indonesia
berjuang merintis kemerdekaan ada tiga tokoh pendidikan sekaligus pejuang
kemerdekaan, yang berjuang melalui pendidikan. Mereka membina anak-anak dan
para pemuda melalui lembaganya masing-masing untuk mengembalikan harga diri dan
martabatnya yang hilang akibat penjajahan Belanda. Tokoh-tokoh pendidik itu
adalah Mohamad Safei, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (TIM MKDK,
1990). Mohamad Syafei mendirikan sekolah INS atau Indonesisch Nederlandse
School di Sumatera Barat pada Tahun 1926. Sekolah ini lebih dikenal dengan nama
Sekolah Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di Kayutanam. Maksud ulama
Syafei adalah mendidik anak-anak agar dapat berdiri sendiri atas usaha sendiri
dengan jiwa yang merdeka.
Tokoh pendidik
nasional berikutnya yang akan dibahas adalah Ki Hajar Dewantara yang mendirikan
Taman Siswa di Yogyakarta. Sifat, system, dan metode pendidikannya diringkas ke
dalam empat keemasan, yaitu asas Taman Siswa, Panca Darma, Adat Istiadat, dan
semboyan atau perlambang.Asas Taman Siswa dirumuskan pada Tahun 1922, yang
sebagian besar merupakan asas perjuangan untuk menentang penjajah Belanda pada
waktu itu. Tokoh ketiga adalah Ahmad Dahlan yang mendirikan organisasi Agama
Islam pada tahun 1912 di Yogyakarta, yang kemudian berkembang menjadi
pendidikan Agama Islam. Pendidikan Muhammadiyah ini sebagian besar memusatkan
diri pada pengembangan agama Islam, dengan beberapa cirri seperti berikut (TIM
MKDK, 1990). Asas pendidikannya adalah Islam dengan tujuan mewujudkan
orang-orang muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri,
dan berguna bagi masyarakat serta Negara.
Ada lima butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu :
Perubahan cara berfikir
Kemasyarakatan
Aktivitas
Kreativitas
Optimisme
2.5 Landasan Ekonomi
Landasan ekonomi adalah suatu hal yang
membahas peran ekonomi, fungsi adalah suatu hal yang membahas peran
ekonomi, fungsi produksi , efisiensi, dan efektivitas biaya dalam pendidikan.
Ekonomi merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam mengembangkan
pendidikan.
·
Peran ekonomi dalam pendidikan
Alasan pemerintah
Indonesia menetapkan pembangunan dibidang ekonomi pada pembangunan jangka
panjang tahun pertama dan kedua adalah karena:
1.
Ekonomi memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia
2.
Agar tidak kalah bersaing dalam era
globalisasi saat ini
Sehingga, mengakibatkan munculnya
berbagai usaha baru, pabrik-pabrik baru, badan-badan perdagangan baru,
badan-badan jasa yang baru, konglomerat bertambah banyak, pertumbuhan ekonomi
menjadi tinggi, dan penghasilan negara bertambah. Didalam pendidikan, berakibat
banyak orang kaya secara sukarela mau menjadi bapak angkat agar anak-anak yang
tidak mampu bisa bersekolah, terlaksananya sistem ganda dalam pendidikan yaitu
kerja sama antara sekolah dengan usahawan dalam proses belajar mengajar.
3. Asas-Asas Pokok Pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang
menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun
pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan
yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu.
Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar
Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam belajar.
3.1 Macam-macam Asas
Pendidikan
1. Asas Tut Wuri
Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan
inti dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar
Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan
menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo
Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi
satu kesatuan asas yaitu:
Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2.
Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning)
merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life
long education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan
memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan
antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di
masa depan.
Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman
belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3.
Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin
dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan
guru, namun guru selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan
menempatkan guru dalamperan utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu
pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta
didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).
3.2 Penerapan Asas-Asas Pendidikan
Sebagaimana telah dibicarakan dalam
bahasan terdahulu ada dua asas-asas utamayang menjadi acuan pelaksanaan
pendidikan, yakni:
1.
Asas Belajar Sepanjang Hayat
2.
Asas Tut Wuri Handayani
3.
Asas Kemandirian dalam Belajar
Untuk memberi gambaran bagaimana penerapan asas-asas tersebut di atas berturut-turut akan dibicarakan:
Untuk memberi gambaran bagaimana penerapan asas-asas tersebut di atas berturut-turut akan dibicarakan:
Keadaan yang ditemui sekarang
Permasalahan yang ada
Pengembangan penerapan asas-asas pendidikan.
Keadaan yang Ditemui Sekarang
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat
dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang:
1. Usaha
pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti
dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung
baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal; berbagai jenis
pendidikan; dan berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi
2. Usaha
pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada
semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugsnya secara
proporsional. Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan
di seluruh tanah air. Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam
negeri maupun diluar negeri
3. Usaha
pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar mampu
memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas
melalui pendidikan
4. Usaha
pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat: ruang
belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan
ketrampilan, sarana pendidikan jasmani
5. Pengadaan
buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang
bertujuan untuk:
a. meningkatkan
sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakat secara
berbudaya melalui berbagai cara belajar
b.
menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya
6.Usaha
pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan
ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan
idealisme, kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur
7. Usaha
pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam
kegiatan olahraga untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di
bidang olahraga
8. Usaha
pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan
kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan
bahagia peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan
mental.
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat
pemerintah secara lintas sektoral telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab
tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan
prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat
dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang, yakni :
1. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih
pendidikan dan ketrampilan yang diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang
pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam
masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri
2. Peserta didik mendapat kebebasan untuk
memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya agar dapat mempersiapkan diri
untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya
3. Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar
biasa diberikan kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan ketrampilan
sesuai dengan gaya dan irama belajarnya
4. Peserta didik yang memiliki kelainan atau
cacat fisik atau mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan
ketrampilan sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh menjadi
manusia yang mandiri
5. Peserta didik di daerah terpencil mendapat
kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan ketrampilan agar dapat berkembang
menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang
mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh diatas normal
(Jurnal Pendidikan,1989).
BAB III
TANGGAPAN
Menurut kelompok kami landasan
dan asas pendidikan sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar.
Tokoh tokoh pejuang bangsa Indonesia pada jaman dahulu memperjuangkan
kemerdekaan melalui pendidikan. Mereka membina anak-anak dan para pemuda dengan
tujuan untuk berperan serta dalam pewaris nilai-nilai juang kemerdekaan
Indonesia,pembangunan nasional,pertahanan dan keamanan nasional,serta
terwujudnya sosial ekonomi,sosial budaya dan tujuan pendidikan untuk mewujudkan
salah satu isi dari Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea IV tentang
“mencerdaskan kehidupan bangsa”.
BAB IV
KESIMPULAN
Pendidikan
selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak. Diperlukan
satu generasi untuk melihat suatu akhir dari pendidikan itu. Oleh karena itu
apabila terjadi suatu kekeliruan yang berakibat kegagalan, pada umumnya sudah
terlambat untuk memperbaikinya. Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu
dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah
landasan dan asas pendidikan. Agar terciptanya generasi yang berkualitas dan
memiliki rasa cinta tanah air.
Daftar
Pustaka
http://ikaput.blogspot.co.id/2012/06/pengantar-ilmu-pendidikan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar